Eighteen Years Later

This essay is part of a series commissioned by the Australia-Indonesia Centre, with leading writers and commentators from Indonesia and Australia each looking closely at their own society, cultures and political situations. When asked to contribute an essay to the series, Eliza thought of exploring the subject of Indonesian identity through personal and national trauma—specifically the May 1998 tragedy.

Delapan Belas Tahun Kemudian

Esai ini merupakan bagian dari serangkaian yang ditugaskan oleh Pusat Australia-Indonesia—penulis dan komentator terkemuka dari Indonesia dan Australia memeriksa secara dekat masyarakat, budaya, dan situasi politik di negara masing-masing. Ketika diminta menyumbang esai untuk serial tersebut, langsung terpikir oleh Eliza untuk menyelusuri topik itu melalui tema trauma personal dan nasional, terutama tragedi Mei 1998.